A. Profil Perusahaan
Profil PT. Epsindo Jaya Pratama
PT. Epsindo Jaya Pratama adalah perusahaan nasional
yang bergerak dalam bidang pabrikan dan pengembangan Electric Suumersible Pump
System (ESPS) dan Horizontal Pumping System (HPS). Peralatan tersebut banyak
digunakan dalam industri pertambangan minyak dan gas bumi baik di Indonesia
ataupun mancanegara.
PT. Epsindo Jaya Pratama berdiri pada tahun 1999
dimana pada awalnya perusahaan perusahaan ini menitikberatkan hanya pada
penyediaan suku cadang, bahan baku dan aksesoris Electric Sumersible Pumping
System serta memberikan pelayana, jasa perbaikan, perawatan dan field service
bagi pelanggan.
Saat ini PT. EJP telah mejadisatu pabrikan Electric
Sumersible Pumping System yang memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan,
didukung dengan peralatan yang lengkap serta kami memiliki Tenaga Ahli
Nasionalyang berpengalaman di bidang Electric Sumersible Pumping System(ESPS)
dan Horizontal Pumping System(HPS) untuk memproduksi suku cadang di dalam
negri, untuk memenuhi ketentuan pemerintah Indonesia.
Latar Belakang Berdirinya PT. EJP
(2010) Kapasitas produksi periode tahun 202-2010:
·
ESP Unit sebanyak 5000 set
·
HPS Pump sebanyak 250 set
·
VSD / Switchboard sebanyak 300 set
·
MLE (Motor Lead Extension) sebaanyak
5000 reel
(2007) Pengembangan Switchboard dan variable speed
drive (VSD)
(2005) Pengembangan Horizontal Pumping System
(2004) Manufacturing ESP Spare Part:
·
Diffuser
·
Impeller
·
Housing
·
MenShaft
·
Etc.
(2002) Penyewaan dan Aliansi ESP serta perbaikan
Power Cable ESP
(2001) Repair & Manufacturing Facilites Start
Operation
(1999) Pengembanga
Produk:
·
Anti Rotating Bearing
·
ARZ Intake
·
Sleeve Pump
·
Sistem Electric Sumersible Pump lengkap
(Pump, Motor, Intake / Gas Separator Series 338 / 375 / 400 / 456 / 540 / 562 /
675)
B. Bagaimana Perusahaan Menjalani K3
·
Sebelum memulai proses kerja praktek,
perusahaan terlebih dahulu memberikan penyuluhan kepada praktikan tentang
prosedur-prosedur keamanan yang telah ditetapkan di perusahaan tersebut melalui
presentasi oleh HSE.
·
Perusahaan telah menentukan standar apd
yang berbeda-beda pada setiap divisinya.
·
Perusahaan memberikan apd utama kepada
setiap karyawan yang berupa safety shoes,wearpack dan helmet protector.
·
Untuk divisi yang berhadapan dengan
proses casting,perusahaan menyediakan apd tambahan seperti safety gloves,
masker, apron dan goggle glass sebagai standar utamanya.
·
Untuk divisi machine shop, karyawan
tidak diwajibkan menggunakan helmet protector dan diwajibkan menggunakan
masker.
·
Perusahaan menyediakan rambu-rambu baik
untuk peralatan, jalur evakuasi dan assembly point untuk mengantisipasi
terjadinya kecelakaan
C. Apa Saja Penyebab Kecelakaan Kerja Pada
Perusahaan
Penyebab
kecelakaan kerja di kategorikan menjadi 3 sebab, yaitu : penyebab dasar,
penyebab langsung, dan penyebab tidak langsung
a. Penyebab
Dasar
1.
Kurangnya prosedur / aturan
2.
Kurangnya sarana dan prasarana
3.
Kurangnya kesadaran
4.
kurangnya kepatuhan
5.
Faktor manusia/personal factor
·
Kurang kemampuan fisik,mental, dan
psikologi
·
Kurangnya pengetahuan/skill
·
Stress
·
Latar belakang pendidikan
6. keterampilan
Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang
dalam melakukan suatu pekerjaan. Misalnya melakukan start/stop pada sebuah
peralatan, memakai alat alat keselamatan, dsb.
Pengalaman sangat
dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk menghindari kesalahan kesalahan
yang berakibat timbulnya kecelakaan kerja.
7. Fisik
Lemahnya
kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi dan
motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi
sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat
mungkin terjadi. Contoh faktor fisik ini adalah: kelelahan, menderita suatu
penyakit
6. Faktor kerja/lingkungan kerja
(job work environment factor)
1. Faktor fisik yaitu, kebisingan,
radiasi, penerangan, iklim dll.
2. Faktor kimia yaitu debu, uap
logam, asap, gas dst
3. Faktor biologi yaitu, bakteri,
virus, parasit, serangga
4. Ergonomi dan psikososial
Termasuk dalam faktor penyebab
dasar kecelakaan iaaha lemahnya manajemen dan pengendaliannya, kurangnyasaranan
dan prasaran, kurangnya sumber daya, kurangnya komitmen, dsb.
Kelemahan pengawsaan oleh manajemen (lack of
control management)
Pengawasan ini diartikan sebagai fungsi manajemen yaitu perencanaan,pengorganisasian kepemimpinan (pelaksana) dan pengawasan. Partisipasi aktif manajemen sangat menentukan keberhasilan usaha pencegahan kecelakaan usaha pencegahan kecelekaan seseorang pimpinan unit disamping memahami tugas operasional tapi juga harus mampu:
·
Memahami program pencegahan kecelakaan
·
Memahami standard, mencapai standard
Membina,mengukur, dan
mengevaluasi kinerja bawahannya. Inilah yang dimaksud dengan control
b.
Penyebab Tidak Langsung
Termasuk dalam faktor penyebab tidak
langsung kecelakaan kerja ialah:
1. Faktor
pekerjaan
Misalnya : pekerjaan tidak sesuai dengan
kerja,pekerjaan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan beresiko
tinggi namun belum ada upaya pengendalian di dalamnya beban kerja yang tidak
sesuai
2. Faktor
pribadi (personal)
·
Masalah masalah di rumah yang terbawa ke
tempat kerja.
·
Suasana kerja yang tidak kondusif
·
Adanya pertengkaran dengan teman
sekerja.
3. Takdir
/ nasib dan lain lain
c. Penyebab
Langsung
Penyebab langsung kecelakaan adalah
suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan di rasakan langsung, yang di bagi
2 kelompok :
1. Tindakan
tidak aman / TTA
2. Kondisi
Tidak Aman / KTA
D. Apa Saja Upaya Perusahaan dalam menangani K3
Perusahaan mengadakan meeting pada
pagi hari bagi semua jajaran direksi serta karyawan setiap minggunya yang
dilaksanakan oleh pihak HSE (Health, Savety, and Enviroment) untuk memberikan
penyuluhan dasar dan terbaru mengenai keselamatan kerja serta prosedur-prosedur
apa saja yang wajib diikuti dan ditaati oleh setiap karyawan. Penyuluhan
dilakukan dengan memperlihatkan video reka adegan keselamatan kerja beserta
resiko yang dihadapi jika terjadi human error.
Serta
penjelasan mengenai situasi darurat dan tata cara mengendalikan situasi dan
menyelamatkan diri. Setelah meeting dengan semua direksi dilakukan, dilakukan
kembali penyuluhan dan penjelasan oleh supervisor setaip divisi kepada karyawan
pada divisi itu.
E. Saran
Lebih mengintensifkan penjelasan
kepada karyawan dan melakukan pengawasan ketat baik melalui supervisor maupun
melalui pantauan CCTV agar mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada setiap
karyawan dan mengevaluasi kinerja karyawan yang tidak menaati panduan K3 dalam
perusahaan.